A. Penjajahan Bangsa Portugis
1. Malaka
Portugis pertama kali datang ke Malaka pada tahun 1509, di bawah pimpinan Alfonso de Albuequerque. Pada masa itu, Malaka merupakan pusat perdagangan rempah-rempah di Asia Tenggara yang banyak di kunjungi kapal-kapal dari berbagai negara.
Malaka kemudian berhasil dikuasai oleh Portugis pada tahun 1512, sekaligus merupakan awal dari penjajahan Portugis di Nusantara. Tujuan utama penjajahan bangsa Portugis adalah mencari daerah penghasil rempah-rempah, yaitu Maluku
2. Maluku
Untuk pertama kalinya, Portugis pertama kali datang ke Maluku pada tahun 1512, dibawah pimpinan De Abreu. Kedatangan bangsa Portugis disambut baik oleh Raja Ternate, dengan harapan bangsa Portugis dapat membantu Kerajaan Ternate, yang saat itu sedang berperang dengan Kerajaan Tidore. Kesempatan ini digunakan Portugis untuk menerapkan sistem monopoli terhadap rempah-rempah, yang mengakibatkan petani cengkeh menderita karena harus menjual rempah-rempahnya ke bangsa Portugis dengan harga yang sangat murah.
Kemudian timbul perlawanan terhadap bangsa Portugis, setelah peristiwa pembunuhan terhadap Sultan Harun, penguasa Kerajaan Ternate. Akhirnya, pada tahun 1575, Portugis berhasil diusir dari Maluku di bawah pimpinan Sultan Baabullah.
3. Banten
Akibat jatuhnya Malaka ke tangan Portugis, para pedagang asing tidak mau lagi berdagang di Malaka. Mereka memilih pindah ke Banten karena letaknya yang strategis.
Kedatangan Portugis yang bermaksud untuk menguasai Banten, berhasil ditusir oleh tentara Demak di bawah pimpinan Fatahillah.
B. Penjajahan Bangsa Belanda (VOC)
Belanda mendarat pertama kali di Banten pada tahun 1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Banten dipilih oleh Belanda karena merupakan pelabuhan terbesar di Jawa Barat dan menjadi pusat perdagangan rempah-rempah.
Pada awalnya, kedatangan Bangsa Belanda disambut dengan baik oleh para penguasa Banten. Namun, karena Belanda ingin menerapkan sistem monopoli, rakyat Banten mengusir mereka keluar dari Banten.
Pada tahun 1598, untuk kedua kalinya Belanda mendarat di Banten, di bawah pimpinan Van Neck. Pada tahun 1602, Belanda mendirikan Persatuan Dagang Belanda, yang disebut VOC (Verenigde Oost-Indische Compagnie).
Pada awal abad ke-18, VOC mengalami kemunduran dan tidak mampu membayar utangnya yang mencapai 136,7 juta gulden. Pada tanggal 31 Desember 1799, VOC dibubarkan oleh pemerintah Belanda.
C. Penjajahan Bangsa Inggris
Hampir bersamaan dengan pembubaran VOC, Negeri Belanda dikuasai oleh pasukan Perancis pimpinan Napoleon Bonaparte. Kemudian Hermann W. Daendels diangkat sebagai gubernur jenderal di Batavia untuk mempertahankan Indonesia dari serangan Inggris. Namun pada tahun 1811, Inggris berhasil menguasai Indonesia dan mengangkat Sir Thomas Raffles sebagai Letnan Gubernur Jenderal Inggris di Nusantara.
D. Kembalinya Kekuasaan Belanda di Nusantara
Pada tahun 1816, Belanda kembali berkuasa di Nusantara. Kedatangan Belanda untuk kedua kalinya ini mendapatkan perlawanan dari rakyta Indonesia. Selama melakukan penjajahan, pemerintah Belanda menerapkan politik Divide At Impera (Pecah Belah dan Jajahlah) serta sistem Tanam Paksa (Cultuurstelsels).
Sistem tanam paksa diterapkan oleh Van den Bosch. Akibatnya, rakyat Indonesia menjadi semakin menderita. Salah satu orang Belanda yang menentang sitem tanam paksa adalah Douwes Dekker (Multatuli), yang menulis buku yang berjudul Max Havelaar.a